Friday, October 27, 2006

Cara Search di Google dan Yahoo





Kagem sederek ingkang bade pados informasi giritontro, monggo seacrh mawon dumaten www.yahoo.om utawi www.google.com , puniko hasil seacrh saking mesin pencari.


Matur Nuwun

Tuesday, October 24, 2006

Kabar Gembira Ria


Giritontro, 24 Oktober 2006


Kabar gembira telah hadir dihadapan anda website resmi warga giritontro - wonogiri telah mengudara . silahkan klik di www.giritontro.wonogiri.org


matur nuwun

Sunday, October 15, 2006

Info Mudik 2006






Mulai tanggal 17 Oktober 2006 sampai dengan tanggal 02 November 2006, kami team Mudik 2006 dari Giritontro.blogspot.com akan meberikan informasi seputar mudik lebaran 2006, berita yang kami sajikan adalah langsung dari taem peliput .
Berita - berita tiap hari akan kami update untuk kebutuhan anda, dan tidak lupa kami akan upload gambar - gambar selama dalam perjalanan . tentunya gambar seputar wonogiri.
Selamat menikmati
Matur nuwun

Saturday, October 14, 2006

Wonogiri kerahkan 1.233 kendaraan untuk mudik


Wonogiri (Espos)
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri telah menyiapkan sebanyak 150 personel dan sebanyak 1.233 unit kendaraan angkutan Lebaran untuk menghadapi lonjakan arus mudik di Kabupaten Wonogiri. Selain itu, Pemkab juga telah membangun tujuh pos pemantauan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Wonogiri, Mulyadi, saat ditemui Espos, Jumat (13/10), di Terminal Angkutan Desa Wonogiri mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi pada seluruh dinas dan instansi terkait, termasuk Polres dalam menghadapi arus mudik pada tahun ini. Mulyadi mengatakan kesiapan jumlah kendaraan, terutama bus antarkota antarprovinsi (AKAP) menurun bila dibandingkan tahun lalu. Hal ini disebabkan karena sebagian besar pemudik diperkirakan menggunakan sepeda motor.Menurut Mulyadi yang juga anggota Paguyuban Boloroda Wonogiri, untuk paguyuban sebanyak 150 unit bus AKAP sudah siap beroperasi. ”Di dalam kota ada sebanyak empat titik rawan kecelakaan. Kami juga telah menyiapkan pos-pos kemanan di sejumlah daerah rawan, termasuk di dalam kota,” tegasnya.Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata Seni dan Budaya (DPPSB), Hendro Purbandoro, menyatakan pihaknya telah menyiapkan sebanyak 150 personel untuk melakukan pemantauan di tujuh pos di Wonogiri. Menurut dia, ketujuh pos tersebut meliputi Pos Induk Kantor Dishub Wonogiri, Pos Nambangan Selogiri, Pos Terminal Krisak Selogiri, Pos Terminal Giri Adi Pura Wonogiri, Pos Terminal Ngadirojo, Pos Waduk Gajah Mungkur (WGM) dan pos terminal daerah di empat terminal tipe B.”Selain itu, kami juga telah menyiapkan sebanyak 1.233 unit bus yang terdiri atas bus AKAP, AKDP, Angkudes dan Anggota. Pada tahun sebelumnya, kami telah menyiapkan sebanyak 1.523 unit angkutan Lebaran, namun pada tahun ini berkurang cukup banyak. Untuk antisipasi lonjakan penumpang, kami sudah menyiapkan armada cadangan sebanyak 75 unit yang terdiri atas bus AKAP dan AKDP,” paparnya.Lebih lanjut dikatakan, penyelenggaraan angkutan Lebaran dimulai sejak tanggal 17 Oktober sampai 1 November 2006. Dikatakan dia, hingga pekan ini, pihaknya belum membuat tarif khusus daerah, karena masih menunggu keputusan dari pusat. Untuk tarif Angkota dan Angkudes, kata dia, ditetapkan oleh Bupati, sedangkan untuk bus AKDP dan AKAP ditentukan oleh pusat. - m42

Thursday, October 12, 2006

Terkait kematian ayam di Selogiri


Wonogiri (Espos)
Dinas Kehewanan Perikanan dan Kelautan (Diswanperla) Wonogiri menginstruksikan kepada pihak Kecamatan Selogiri untuk melakukan vaksinasi ke semua unggas yang ada.
Langkah ini menyusul laporan kematian mendadak puluhan ayam milik warga di Dukuh Getas dan Gempeng, Desa Jaten, Selogiri. Diswanperla juga meminta warga untuk tidak khawatir berlebihan, sebab kematian unggas itu bukan disebabkan oleh virus avian influenza (AI) atau flu burung.Kasubdin Kehewanan Diswanperla Wonogiri, Ismaryati Budiningsih, saat ditemui Espos, Rabu (11/10), di ruang kerjanya mengatakan pihaknya telah mengirim sebanyak 33.600 dosis vaksin anti-flu burung ke setiap kecamatan yang ada Kabupaten Wonogiri, termasuk di Kecamatan Selogiri.Dia meminta kepada petugas peternakan di Kecamatan Selogiri agar segera melakukan vaksinasi kepada semua unggas yang ada, sebagai upaya antisipasi dini terhadap serangan flu burung.”Vaksin anti-flu burung sebanyak itu terdiri atas 20.000 dosis dari APBN dan sebanyak 13.600 dosis dari APBD 2006. Kami mengimbau agar bangkai ayam yang mati jangan dibuang ke sungai, lebih baik ditimbun atau dibakar, agar penyakit ayam tersebut tidak menular kepada ayam yang lainnya,” tegasnya.Sebagaimana diberitakan sebelumnya, puluhan ayam kampung milik petani di Dukuh Getas dan Gempeng, Desa Jaten, Selogiri, mati mendadak sejak sepekan lalu. Kematian unggas tersebut diduga disebabkan oleh serangan virus avian influenza (AI) atau flu burung, karena pada cengger atau kepala ayam berwarna biru kehitam-hitaman.Warga asal Dukuh Gempeng, Kasto, 50, mengatakan dua ekor induk ayam dan puluhan anak ayam berusia tiga pekan miliknya mati mendadak sejak sepekan lalu. Menurut dia, anak ayam itu jumlahnya mencapai 25 ekor juga ada. Dia menjelaskan, semuanya telah ditimbun karena takut menyerang ayam-ayam lain (SOLOPOS, 11/10).Tidak resahTerpisah, Camat Selogiri, Bambang Haryanto, menyatakan pihaknya bersama petugas peternakan kecamatan telah melakukan pengecekan ke dua dusun di Desa Jaten. Dari hasil pemeriksaan, kata dia, memang benar ada kematian ayam di daerah tersebut, namun bukan disebabkan oleh flu burung, melainkan oleh penyakit tetelo.”Kematian ayam tersebut tidak secara mendadak dalam jumlah yang besar, melainkan kematian ayam tersebut ada selang waktu beberapa hari sampai beberapa pekan. Meskipun demikian, kami tetap waspada dan terus akan melakukan pemantauan ke lokasi peternakan atau unggas lainnya, untuk antisipasi dini,” jelasnya.Bambang mengimbau kepada warga di Desa Jaten agar tidak resah dengan adanya kematian unggas tersebut. Dia menguraikan, jika ada kematian unggas lagi baik dalam jumlah besar supaya memberitahukan kepada pihak perangkat desa terdekat. - m42

Wednesday, October 11, 2006

Warga khawatir akibat flu burung Puluhan ayam di Selogiri mati mendadak

Wonogiri (Espos)

Puluhan ayam kampung milik warga di Dukuh Getas dan Gempeng, Desa Jaten, Selogiri, mati mendadak sejak sepekan lalu.

Kematian unggas tersebut diduga disebabkan oleh serangan virus avian influenza (AI) atau flu burung, karena pada cengger atau kepala ayam berwarna biru kehitam-hitaman.
Warga asal Dukuh Gempeng, Kasto, 50, kepada Espos, Selasa (10/10), mengatakan dua ekor induk ayam dan puluhan anak ayam berusia tiga pekan miliknya mati mendadak sejak sepekan lalu.
Menurut dia, anak ayam itu jumlahnya mencapai 25 ekor juga ada. Dia menjelaskan, semuanya telah ditimbun karena takut menyerang ayam-ayam lain.
”Kematian ayam ini baru terjadi di peternakan saya. Ayam kampung milik tetangga belum ada yang mati mendadak seperti itu. Gejalanya, ayam tidak mau makan, lalu lemas dan meletakkan kepalanya di tanah. Selang satu malam, ayam-ayam itu sudah mati semua. Peristiwa yang sama pernah terjadi sejak awal tahun 2006 yang lalu, bahkan mencapai ratusan ayam,” tegasnya.
Terpisah, warga di Dukuh Getas, Suraji, 56, menjelaskan sejumlah ayam miliknya dan beberapa ayam milik tetangganya juga mati mendadak mulai awal Bulan Puasa.
Menurut dia, tanda-tandanya hampir sama dengan ayam milik warga di Gempeng, namun tidak mengeluarkan lendir baik di paruh atau di duburnya. Ayam-ayam tersebut, kata dia, hanya dibuang ke sungai, namun ada juga yang dikonsumsi, setelah direbus dan digoreng.
”Ayam milik saya hanya enam ekor, lalu milik Giyarsi, tetangga sebelah sebanyak sepuluh ekor, belum ditambah puluhan ayam milik tetangga yang lain. Kami tidak mengetahui jenis penyakit apa yang menimpa unggas tersebut. Hanya ayam kampung yang diserang, jenis unggas lainnya, seperti burung, entok dan sejenisnya tidak mati,” tukasnya.
Lebih lanjut dikatakan, warga setempat belum melaporkan hal ini kepada pihak perangkat Desa Jaten.
”Kami tidak berani melapor kepada pihak desa, karena kematian ayam ini hanya dianggap sepele bagi mereka. Daripada malu, mendingan tidak dilaporkan saja,” papar Sukiyem, warga lain.
Lakukan pengecekan
Menurut Sukiyem, sebenarnya ayam-ayam tersebut merupakan cadangan bagi warga untuk menghadapi Lebaran beberapa hari mendatang. Dia menguraikan, ayam-ayam itu biasanya dijual menjelang Lebaran untuk membeli pakaian bagi anak-anak, tapi malah mati semua.
Kasubdin Kehewanan Dinas Kehewanan Perikanan dan Kelautan (Diswanperla) Wonogiri, drh Ismaryati Budiningsih, saat dikonfimasi Espos menjelaskan, pihaknya telah melakukan pengecekan ke Desa Jaten, namun pihak desa justru tidak mengetahui hal itu.
Namun yang jelas, tukasnya, pihaknya tetap akan memantau perkembangan kasus itu. Jika perlu, lanjut dia, pihaknya akan melakukan pengecekan sekali lagi.
”Berdasarkan indikasi kematian ayam tersebut, dugaan sementara ayam-ayam itu terserang penyakit tetelo atau ND. Kami sangat menyayangkan tindakan warga yang membuang bangkai ayam itu ke sungai, seharusnya bangkai ayam itu ditimbun saja. Oleh karena itu penduduk setempat perlu ada sosialisasi masalah penanggulangan flu burung ini,” terangnya.
Sementara itu Camat Selogiri, Bambang Hariyanto, menegaskan, pihaknya belum menerima laporan adanya kematian unggas di Dusun Getas, Desa Jaten, Selogiri.
”Padahal, kami telah telah mengumpulkan semua perangkat desa dan BPD di semua desa yang ada, namun belum ada yang melaporkan adanya kematian unggas tersebut,” terangnya. - m42

Monday, October 09, 2006

Aksi Eling Sedulur Bantu Air 101 Tangki

Suara Merdeka, Senin, 09 Oktober 2006

KOMUNITAS perantau yang tergabung dalam Paguyuban Wonogiri, Sabtu (7/10), menggelar kegiatan Eling Sedulur (Peduli Saudara). Yaitu dengan melakukan bakti sosial berupa pemberian bantuan air 101 tangki kepada masyarakat kurang mampu.

Air bantuan itu diberikan kepada 44 dusun di Kecamatan Giritontro yang penerimaannya dipusatkan di Balai Desa Ngargoharjo serta untuk 57 dusun di Kecamatan Paranggupito yang dipusatkan di Balai Desa Johunut.

Aksi Eling Sedulur pada Ramadan ini dipimpin Ketua Ikatan Paguyuban Keluarga Wonogiri Seluruh Indonesia (IPKWSI) Drs H Sumaryoto yang juga Ketua Komisi V DPR RI.

Saat datang di Balai Desa Ngargoharjo, rombongan tokoh Paguyuban Wonogiri itu disambut tembang ''Cocak Banyu''. Syairnya diciptakan Kadus Ngasem, Narjo. Antara lain liriknya: Kucoba-coba melempar manggis/ Manggis kulempar kena durian /Kucoba-coba aku menangis/ Mumpung ketemu anggota Dewan/ Jamane jarene zaman maju/ Kenapa kene isih larang banyu/ Wingi sore tukaran karo bojoku/ Merga aku ra isa tuku banyu//

''Saya sangat tersentuh oleh syair nyanyian itu,'' ujar Sumaryoto.

Dia menyarankan ada baiknya masyarakat dari daerah kekeringan Wonogiri selatan bersama para pamong desanya dan camat, syukur disertai Bupati, dapat menyanyikan lagu itu langsung di hadapan Menteri PU.

''Kapan waktunya dapat ke Jakarta, akan saya bantu mempertemukan dengan Menteri PU sebagai mitra kerja Komisi V yang saya pimpin. Niscaya, ketika Menteri PU tersentuh, nantinya akan langsung membuahkan hasil konkret tentang solusi kekeringan di Wonogiri selatan yang sudah menahun dan belum tertuntaskan ini,'' papar Sumaryoto.

Menurut Camat Giritontro H Sariman SSos, ada 3.066 keluarga di 44 dusun selalu menjadi langganan kekeringan setiap kemarau. Di Paranggupito, ungkap Camat Suyadi SIP, jumlah warga yang selalu dilanda kekeringan 57 dusun.

''Ada jaringan pipa ledeng tetapi tidak pernah mengalir,'' ucap Kades Johunut Pardjo.

Kades Ngargoharjo, Surahmin, dan Kades Ketos, Sutardi, mewakili masyarakat minta pemerintah dapat membangunkan kolam permanen ukuran besar untuk penampungan air hujan dan peduli memanfaatkan potensi sumber air bawah tanah agar kesulitan air warga tertanggulangi dengan tuntas. (Bambang Pur-50j)

Saturday, October 07, 2006

Wanita Pengemudi Bus Malam Asli Giritontro


Suara Merdeka - Sopir Bis Asli Giritontro

BANYAK wanita yang dapat mengemudikan mobil. Tapi tidak banyak yang berprofesi sebagai sopir bus, apalagi bus malam. Di Wonogiri misalnya yang dikenal memiliki banyak bus malam jurusan Jakarta, hanya ada Suyanti (42) yang menjadi pengemudi bus malam jurusan Wonogiri-Jakarta. Dia bekerja di PO Bus Gajahmungkur, dan satu-satunya wanita pengemudi di PO itu di antara 60 pengemudi.
''Kalau ditanya mengapa saya memilih profesi sopir bus malam, itu ceritanya panjang,'' ujar wanita kelahiran 17 Agustus 1961 tersebut.
Kepada Suara Medeka, wanita berzodiak Leo dan penerima penghargaan khusus bidang profesi langka dari Presiden Aeng-aeng, Mayor Haristanto SSos, itu menceritakan pengalamannya.
Boleh tahu siapa Anda sebenarnya?
Saya anak sulung dari sembilan bersaudara. Asli Wonogiri, lahir di Desa Banjar, Kecamatan Giritontro. Tapi saya dibesarkan di Jakarta, ikut bulik dan baru pulang kampung setelah perkawinan saya gagal. Saya mudik tahun 1989. Baru kemudian tahun 1990 saya memulai sebagai sopir bus malam, tepatnya Maret 1990.
Siapa yang membimbing Anda mengemudi?
Sejak dulu saya telah mahir nyetir mobil. Karena itu ketika akan memulai menjadi sopir bus malam, saya tinggal menyesuaikan diri dengan jenis kendaraan bus. Kebetulan ada teman yang membimbing saya. Awalnya saya jadi sopir bus malam jurusan Wonogiri-Jakarta di PO Timbul Jaya, Ngadirojo.
Mengapa sekarang nyopir di Gajahmungkur?
Sekitar lima tahun terakhir ini, saya pindah ke PO Gajahmungkur, Ngadirojo. Karena lama-lama di Timbul Jaya sepertinya karier saya tidak bisa eksis. Penyebabnya pihak yang mengatur sopir sepertinya kurang memperhatikan keberadaan saya. Karena itu, saya pilih pindah dengan cara baik-baik.
Apa dulu Anda bercita-cita menjadi sopir bus?
Ndak juga. Saya nggak pernah punya cita-cita nyopir. Saya memilih jadi sopir setelah rumah tangga saya gagal karena bercerai dengan suami. Meski tidak terbilang kaya, rumah tangga saya dulu berkecukupan. Inisiatif nyopir bus muncul ketika saya pulang kampung dan merasa tidak punya pemasukan. Padahal hidup perlu biaya. Apalagi saya punya satu anak kandung dan satu anak asuh.
Apa suka dukanya menjadi sopir bus malam?
Sukanya, kalau mampu mengantarkan penumpang dengan selamat sampai tujuan. Dukanya, ketika di jalanan mobil rusak atau ada halangan, sedih rasa hati ini. Apalagi yang namanya perjalanan jarak jauh, ada kalanya tidak selalu mulus. Seperti ketika suatu saat mobil macet di jalan, dan para penumpang malah bersikap rewel tak mau menerima keadaan. Itu menjadi bagian duka dari kehidupan saya sebagai sopir bus malam.
Suka ngebut?
Ngebut atau tidak, itu sangat tergantung situasi dan tuntutan di jalan. Prinsip saya lebih mengedepankan keselamatan daripada ngebut. Untuk membunuh kejenuhan selama tugas nyopir, saya selingi dengan merokok dan makan buah. Saya tidak suka pakai obat atau minuman suplemen yang macam-macam. Kalau ngantuk ya lebih baik tidur, sedangkan setir digantikan oleh sopir cadangan. (Bambang Pur-49s) , (Sumber Suara Merdeka, Foto oleh Mas Eko)

Air Telaga Tinggal Sedikit

WONOGIRI, KOMPAS ,Sabtu, 07 Oktober 2006
Kemarau yang berkepanjangan membuat sejumlah warga di Kecamatan Paranggupito, Wonogiri, kesulitan air. Selama empat bulan terakhir warga terpaksa membeli air untuk kebutuhan minum. Persediaan air tadah hujan, yang ditampung di kolam atau telaga buatan untuk kebutuhan mandi dan cuci pakaian, kini tinggal sedikit.
Dari pengamatan Kompas, Jumat (6/10), di sepanjang jalan menuju desa-desa di Kecamatan Paranggupito banyak mobil tangki air kapasitas 5.000 liter lalu lalang. Mobil tangki air tersebut menyuplai kebutuhan air minum warga setempat. Berdasarkan informasi warga, satu tangki air dibeli dengan harga Rp 70.000.
"Satu tangki air biasanya kami gunakan untuk sekitar satu bulan. Kalau mau hari raya enggak sampai sebulan," ujar Kliman (55), warga Dukuh Nagan, Desa Johunut.
Sepanjang jalan yang dilewati terlihat gersang, hanya ada satu dua tanaman yang tumbuh. Tanah yang berada di antara bebatuan tidak digarap dan dibiarkan karena kekeringan.
Dari pengamatan langsung di Telaga Waru, Desa Johunut, Paranggupito, persediaan air di kolam tersebut tinggal sedikit. Air di kolam tersebut kini tinggal setinggi sekitar 30-35 sentimeter.
Telaga buatan yang dibangun sekitar empat tahun lalu itu berukuran sekitar 50 meter x 50 meter dengan kedalaman sekitar enam meter. Tiga kolam penyaringan berukuran sekitar 15 meter x 15 meter yang berada di telaga tersebut telah kering. Sementara air yang tersisa di telaga tinggal sedikit dan tidak jernih. Bahkan beberapa sampah terlihat menumpuk mengambang di atas air.
Padahal, air tadah hujan di kolam tersebut dimanfaatkan ribuan warga di Desa Johunut dan sejumlah desa di sekitarnya, seperti Songbledeg, Ketos, Paranggupito, Sambiharjo, dan Gudangharjo.
Sejumlah warga Desa Johunut, yang ditemui ketika sedang mencuci dan mandi di telaga buatan tersebut, mengaku khawatir persediaan air di telaga tersebut habis apabila kemarau terus berkepanjangan.
"Kolam ini baru ada airnya kalau hujan. Kalau kolam ini kering kami tidak tahu lagi mau ambil air dari mana untuk mandi dan mencuci. Kalau membeli kami tidak kuat," ujar Satiyem (65), warga Johunut.
Menurut sejumlah warga, dalam setahun lahan pertanian di desanya hanya bisa digarap satu kali saja. Jenis tanaman yang tumbuh di daerah ini adalah jagung, kedelai, singkong, dan kacang tanah.
"Kalau musim kering kami tidak menanam sehingga tidak punya penghasilan. Mudah-mudahan Pak Bupati Begug mau mengerti keadaan kami," ujar Paim (40). (SON)

Antisipasi peredaran daging glonggongan

Wonogiri (Espos) Edisi : Sabtu, 07 Oktober 2006 , Hal.VI
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri membentuk tim pengawasan terpadu untuk perlindungan konsumen.
Tim tersebut bertugas mengawasi peredaran barang dan jasa yang dianggap menyalahi prosedur dan ketentuan yang ada, termasuk di dalam peredaran daging glonggongan, makanan kedaluwarsa dan sejenisnya.Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal (Disperindagko & Pendal) Wonogiri, Edi Sutopo, saat ditemui Espos, Jumat (6/10), mengatakan pihaknya telah melakukan rapat koordinasi lintas sektoral dengan dinas dan instansi terkait guna pembentukan tim terpadu tersebut. Legitimasi tim tersebut, kata dia, akan dibuat melalui Surat Keputusan Bupati Wonogiri. ”Tugas dan fungsi tim itu meliputi pembinaan pelaku usaha dan konsumen. Selain itu, juga melakukan penyuluhan kepada para pelaku usaha dan konsumen agar tidak memproduksi, menjual, atau membeli barang dan jasa yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti peredaran daging glonggongan. Tim tersebut bersifat koordinatif sesuai dengan tupoksi masing-masing unit kerja,” tukasnya.Secara terpisah, Kepala Dinas Kehewanan Perikanan dan Kelautan (Diswanperla), PH Susanto, didampingi oleh Kasubdin Kehewanan, drh Ismiyarti Budiningsih, menegaskan sebenarnya tidak ada peredaran daging glonggongan di Wonogiri. Dari hasil inspeksi Sidak dengan Bupati Selasa (3/10) lalu, tidak ditemukan indikasi adanya daging glonggongan.Diperiksa”Sejak bulan Agustus yang lalu, kami sudah melakukan operasi daging glonggongan di sejumlah pasar dan sekaligus mengambil sampel daging untuk diperiksa di laboratorium. Sampel tersebut sudah dikirim ke Semarang, namun hingga sekarang belum dikirim hasil pemeriksaannya. Sejumlah pedagang di beberapa pasar sudah melakukan permintaan daging kering bukan daging basah, sehingga masuknya daging glonggongan ke Wonogiri bisa dikontrol,” tegasnya.Lebih lanjut dikatakan, pembentukan tim terpadu itu dilakukan dengan menggunakan dasar SK Gubernur Nomor 524.3.05/581/2006 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Pengawasan dan Pemeriksaan Bahan Pangan Asal Hewan yang Aman, Sehat dan Halal. Menurut dia, pihak Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah juga telah mengimbau agar menutup pemotongan hewan di luar rumah pemotongan hewan (RPH), sebagai upaya mengantisipasi peng-glonggongan daging. ”Jika ditemukan pelaku usaha yang menjual daging glonggongan, maka yang bersangkutan akan ditindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dalam hal ini pihak aparat penegak hukum yang lebih berwenang,” paparnya. - m42

Sunday, October 01, 2006

Selamat datang di blog warga Giritontro - Wonogiri

Giritontro 30 Sep 2006
Buat temen-temen semuanya , untuk sementara website resminya belum jadi dalam tahap " under construction " jadi untuk sementara kita menggunakan yang gratisan tur murah meriah...

Nanti kalau sudah jadi resminya , mohon foto-fotonya pada kirim via email saja biar gampang editnya. Buat yang mau kirim gambar atau viedo ( 3gp / avi / mp4 ) silahkan kirim ke email : giritontro@gmail.com.

Matur Nuwun