RADAR SOLO Jumat, 08 Sept 2006
Kamis, 07 Sept 2006
WONOGIRI - Wabah chikungunya kembali melanda Wonogiri. Kali ini, giliran menyerang warga di Lingkungan Gunung Kukusan dan Pucang Wolu, Lingkungan Giriwono, Kecamatan Wonogiri. Sedikitnya 49 warga setempat menderita demam dan lumpu akibat serangan penyakit yang dibawa nyamuk >aedes aegepty< itu.
Edi, warga Gunung Kukusan, kemarin mengatakan, wabah itu menyerang daerahnya mulai awal bulan lalu. Awalnya hanya satu dua orang yang mengeluh demam, pegal-pegal dan linu. Dalam hitungan hari, jumlah korban terus meningkat signifikan. "Penularannya cepat, Mas. Awalnya tetangga saya mengeluh badannya panas, pegal dan linu-linu. Setelah itu mereka mengalami kesulitan berjalan," kata Edi menerangkan kronologis serangan wabah di daerahnya.
Tidak berapa lama, beberapa warga Pucang Wolu -- yang berbatasan dengan Gunung Kukusan -- mengalami hal serupa. Warga setempat resah, mereka menganggap serangan itu aneh, sehingga sempat mencuat berbagai rumor, bahkan ada yang mengaitkannya dengan hal-hal mistis. Warga kemudian melapor ke perangkat desa dan ke kecamatan.
Kasubdin Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri, dr Widodo membenarkan hal itu. Karena jumlah korbannya banyak, DKK memasukkan serangan di Gunung Kukusan dan Pucang Wolu ke dalam kejadian luar biasa (KLB). "Begitu mendapat laporan, petugas DKK dan puskesmas Wonogiri langsung turun melakukan penanganan. Chikungunya disebabkan oleh virus yang dibawa nyamuk aedes aegepty, langkah penanganan yang tepat untuk korban adalah memperbaiki daya tahan tubuhnya," terang Widodo.
Soal banyaknya jumlah penderita, Widodo dengan terbuka menyatakan, laporan yang masuk ke DKK terlambat. "Silakan lapor kelurahan dan kecamatan, tetapi saya mengimbau dalam kasus seperti ini, puskesmas atau DKK juga dilapori untuk mempercepat penanganan," urai dia.
Selain memberikan obat, kata dia, para korban juga diminta tidak terlalu banyak beraktivitas terlebih dulu. Hasil penanganan itu optimal, buktinya tidak ada warga yang harus dirawat di rumah sakit dan tidak ada korban yang meninggal dunia. Untuk penanganan jangka panjang. selain pengobatan, DKK juga menyosialisasikan upaya pencegahan terhadap serangan nyamuk aedes aegepty. "Warga harus mengaktifkan kembali gerakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk melalui 3 M plus. Langkah itu paling efektif mencegah demam berdarah dan chikungunya," tandas dia.
Gerakan PSN, diserukan tidak hanya dilakukan di Wonogiri kota, tetapi juga di kecamatan-kecamatan lain. Beberapa bulan lalu, wabah chikungunya dan demam berdarah dengue melanda beberapa kecamatan di Wonogiri. (ito)
No comments:
Post a Comment