Thursday, October 12, 2006

Terkait kematian ayam di Selogiri


Wonogiri (Espos)
Dinas Kehewanan Perikanan dan Kelautan (Diswanperla) Wonogiri menginstruksikan kepada pihak Kecamatan Selogiri untuk melakukan vaksinasi ke semua unggas yang ada.
Langkah ini menyusul laporan kematian mendadak puluhan ayam milik warga di Dukuh Getas dan Gempeng, Desa Jaten, Selogiri. Diswanperla juga meminta warga untuk tidak khawatir berlebihan, sebab kematian unggas itu bukan disebabkan oleh virus avian influenza (AI) atau flu burung.Kasubdin Kehewanan Diswanperla Wonogiri, Ismaryati Budiningsih, saat ditemui Espos, Rabu (11/10), di ruang kerjanya mengatakan pihaknya telah mengirim sebanyak 33.600 dosis vaksin anti-flu burung ke setiap kecamatan yang ada Kabupaten Wonogiri, termasuk di Kecamatan Selogiri.Dia meminta kepada petugas peternakan di Kecamatan Selogiri agar segera melakukan vaksinasi kepada semua unggas yang ada, sebagai upaya antisipasi dini terhadap serangan flu burung.”Vaksin anti-flu burung sebanyak itu terdiri atas 20.000 dosis dari APBN dan sebanyak 13.600 dosis dari APBD 2006. Kami mengimbau agar bangkai ayam yang mati jangan dibuang ke sungai, lebih baik ditimbun atau dibakar, agar penyakit ayam tersebut tidak menular kepada ayam yang lainnya,” tegasnya.Sebagaimana diberitakan sebelumnya, puluhan ayam kampung milik petani di Dukuh Getas dan Gempeng, Desa Jaten, Selogiri, mati mendadak sejak sepekan lalu. Kematian unggas tersebut diduga disebabkan oleh serangan virus avian influenza (AI) atau flu burung, karena pada cengger atau kepala ayam berwarna biru kehitam-hitaman.Warga asal Dukuh Gempeng, Kasto, 50, mengatakan dua ekor induk ayam dan puluhan anak ayam berusia tiga pekan miliknya mati mendadak sejak sepekan lalu. Menurut dia, anak ayam itu jumlahnya mencapai 25 ekor juga ada. Dia menjelaskan, semuanya telah ditimbun karena takut menyerang ayam-ayam lain (SOLOPOS, 11/10).Tidak resahTerpisah, Camat Selogiri, Bambang Haryanto, menyatakan pihaknya bersama petugas peternakan kecamatan telah melakukan pengecekan ke dua dusun di Desa Jaten. Dari hasil pemeriksaan, kata dia, memang benar ada kematian ayam di daerah tersebut, namun bukan disebabkan oleh flu burung, melainkan oleh penyakit tetelo.”Kematian ayam tersebut tidak secara mendadak dalam jumlah yang besar, melainkan kematian ayam tersebut ada selang waktu beberapa hari sampai beberapa pekan. Meskipun demikian, kami tetap waspada dan terus akan melakukan pemantauan ke lokasi peternakan atau unggas lainnya, untuk antisipasi dini,” jelasnya.Bambang mengimbau kepada warga di Desa Jaten agar tidak resah dengan adanya kematian unggas tersebut. Dia menguraikan, jika ada kematian unggas lagi baik dalam jumlah besar supaya memberitahukan kepada pihak perangkat desa terdekat. - m42

No comments: